top of page
  • Gambar penulisLinardy

Maldivesnya Indonesia, Pulau Pari.

Beriwisata ala Maldives di pulau Pari salah satu pulau dari kepulauan Seribu.


Perjalanan dan transportasi.

Baru kali ini dtravel merasakan pulau paling indah, paling bersih dan pertama kali melakukan snorkeling. Berawal dari promosi seorang sahabat lama yang menjadi agen wisata, Dtravel melihat promosi video pulau Pari di sosial media dan menjadi tertarik. Singkat cerita dtravel dan keluarga melakukan wisata di pulau Pari. Mulai dari pagi jam 6.30 dtravel mulai menuju pelabuhan Kali Adem yang ada di Muara Angke, Jakarta Barat. Tujuannya untuk menumpang kapal tradisional untuk menyebrangi lautan menuju pulau Pari.


Dtravel pagi pagi sudah meluncur menuju pelabuhan Kali Adem.

Jarak sekitar 83km dengan waktu tempuh sekitar hampir 2 jam bila menggunakan perahu tradisional dan 1 jam menggunakan perahu dari Dinas Perhubungan DKI.

Berjarak sekitar 83km dari pelabuhan Kali Adem ke pulau Pari dengan waktu tempuh sekitar hampir 2 jam menggunakan kapal tradisional. Di pelabuhan Kali adem ada dua pengelola transportasi penyebrangan pulau yang pertama swasta dan kedua dari Dinas Perhubungan pemerintah Jakarta.

Ada sedikit perbedaan dari keduanya. Kapal dari Dinas Perhubungan lebih bagus terbuat dari fiber dan berkecepatan tinggi lebih, kapasitas penumpang sekitar 50 orang dan ruangnya menggunakan pendingin ruangan AC. Serta tempat duduknya cukup bersih dan rapih.


Berikut beberapa photo suasana pelabuhan Kali Adem, pagi pagi sudah ramai dengan wisatawan yang ingin menyeberang ke berbagai pulau untuk berlibur.

Sedangkan untuk kapal tradisional berbahan kayu, kecepatannya rendah, berkapasitas sekitar 200 orang dengan memiliki dua dek. Tanpa pendingin udara, tempat duduk lumayan berfungsi hahaha.

Untuk yang suka menikmati suasana pemandangan laut dan bersantai selama perjalanan maka kapal tradisional bisa menjadi pilihan karena bisa nongkrong santai dianjungan kapalnya sambil melihat lihat pulau yang dilewati dan menikmati hembusan angin. Sesekali akan terlihat burung burung melintas dan seekor ikan yang melompat keluar dari laut.


Berikut beberapa pemandangan yang bisa dinikmati dalam perjalanan menyebrang dari Kali Adem ke Pulau Pari.

Pulau Pari

Pulau Pari adalah salah satu pulau seluas dari Kepulauan Seribu dengan luas pulau 41,32ha, memiliki 1 RW yaitu RW 04 dan 4 RT dengan jumlah penduduk sebanyak 930 jiwa serta jumlah kepala keluarga sebanyak 265 KK, dan masih termasuk wilayah DKI Jakarta. Pulau ini merupakan salah satu pulau yang memiliki objek wisata pantai dengan pasir pantainya yang putih indah dan bersih. Yang luar biasa menurut dtravel adalah pulau ini benar benar bersih dan kebersihannya dikelola oleh masyarakat sekitar sendiri dengan serius dan pembiayaannya dilakukan secara suka rela dari para wisatawan tanpa ada paksaan membayar memasuki lokasi wisatanya. Untuk mengelilingi pulau Pari ini disarankan menyewa sepeda karena dari ujung Timur ke ujung Barat cukup memakan waktu sekitar 30 menit lebih bila jalan kaki. Harga sewanya masih masuk akal sekitar 25ribu sampai 30ribu perhari. Disetiap pantai sudah disiapkan area parkir sepeda, agar pantai benar benar untuk wisatawan berjalan menikmati pantai tanpa ada gangguan dari yang lainnya.




Beberapa object wisata di pulau ini adalah:


1. Pantai Pasir Perawan.

Di pantai Pasir Perawan terletak dibagian Timur, selain pantai yang indah dengan pasir putihnya yang bersih, juga terdapat lapangan untuk bermain volley lengkap dengan netnya. beberapa kapal tradisional siap untuk membawa anda menjelajahi hutan bakau dengan tarif yang sangat terjangkau. Beberapa pondokan pedagang makanan dan minuman terbuat dari bambu dengan apik disertai lingkungan yang selalu bersih. Gazebo bebas digunakan untuk berteduh termasuk permainan ayunan dan tempat tidur gantung. Spot ini juga menurut dtravel adalah yang paling indah untuk menikmati sunrise sekitar jam 6.15 pagi sudah mulai matahari terbit. Sebaiknya para dtraveler menyewa homestay yang memiliki pendingin ruangan (AC) dengan harga yang sangat terjangkau.



Berikut photo photo sunrise di pantai Pasir Perawan.






2. Pantai Bintang - Star Beach.

Di pantai ini merupakan tempat perlindungan dan pelestarian bagi bintang laut (star fish). Terdapat banyak sekali bintang laut disini. Para dtraveler yang mengujungi lokasi ini bebas masuk dan boleh melakukan sumbangan suka rela di kotak sumbangan yang tersedia di pintu masuk. Para pengunjung sebaiknya berhati hati dalam melangkahkan kaki, bisa jadi menginjak bintang lautnya karena warnanya hampir sama dengan pasir, tersamar.

Di dekat pantai Bintang ini juga terdapat suatu fasilitas penelitian dari LIPI untuk pengembangan kompetensi sumber daya manusia oseanografi pulau Pari.

Bintang laut yang tersamar dengan pasir laut.

Bintang lautnya boleh dipegang tetapi tidak boleh dibawa pulang.

Lokasi pantai ini berada dibagian ujung Barat. Dan menjadi spot paling baik untuk melihat matahari terbenam. Namun dtravel pada saat kunjungan cuaca langit agak berawan. Sehingga sunset tidak kelihatan. Tidak jauh beda dengan pantai Pasir Perawan lokasi ini terdapat gazebo, ayunan untuk bermain dan tempat tidur gantung. Hanya saja lokasi ini lebih teduh dengan pohon pinus yang tinggi tinggi.



Berikut ini photo dikala senja tanpa matahari, mendung.

3. Snorkeling.

Dtravel melakukan snorkling bersama keluarga dengan menyewa kapal motor kecil. Ditemani oleh snorkeling guide dan pengemudi perahu kami ke arah dekat pulau Burung yang memiliki perairan dangkal. Sebelum berangkat menaiki perahu dtravel sudah menyiapkan biskuit untuk menjadi umpan kepada ikan ikan agar berkumpul. Menurut snorkeling guide umpan bisa berupa biskuit atau roti. Sebaiknya wisatawan yang mau melakukan snorkeling membawa kamera kedap air untuk mengabadikan pemandangan dan aksi di bawah air.



Bagaimana dengan penginapan dan makanan?

Terdapat banyak penginapan yang cukup nyaman untuk ditinggali dan berpendingin ruangan cukup untuk satu keluarga atau dua keluarga bermalam di pulau Pari. Sebelumnya dtravel merasa khawatir akan susah menemukan makanan di pulau Pari sehingga berencana membawa bekal dan rice cooker. Akan tetapi karena dtravel memesan kamar sudah plus paket lengkap cateringnya melalui rekan drtavel. Puji Tuhan sarapan pagi, makan siang dan makan malam selalu seperti makan di restoran yang mewah. Makannya berlimpah dan enak enak. Kokinya handal top dah dtravel kasih bintang 4.

Pemilik rumahpun ramah dan siap membantu apa saja contoh mertua dtravel kepingin pisang goreng dan langsung tersedia. Rasanya maknyussss.


Untuk pulang sebaiknya yang tidak terburu buru dan masih ingin santai. Gunakan kapal dari Dinas Perhubungan yang berangkatnya siang sekitar jam 1.30 siang dan perjalan pulangpun lebih cepat hanya sekitar 1 jam. Sedangkan untuk kapal tradisional hanya tersedia di pagi hari dari pelabuhan pulau Pari sekitar jam 10an menuju ke pelabuhan Kali Adem.





See you in next story.

Linardy


 

English translation:


Indonesian Maldives, Pari Island.


Travel and transportation.

This is the first time Dtravel has felt the most beautiful island, the cleanest and the first time snorkeling. Starting from the promotion of an old friend who was a tourist agent, Dtravel saw island Pari's video promotion on social media and became interested. Short story of dtravel and family doing tours on Pari Island. Starting from 6.30 dtravel starting in the morning to the Kali Adem port in Muara Angke, West Jakarta. The goal is to ride traditional boats to cross the ocean to Pari island.


It is about 83km from Kali Adem port to Pari island with a travel time of almost 2 hours using traditional boats. At the Kali Adem port there are two kind transportation, firtheir traditional boat. Second is run by Jakarta government.

There is a slight difference between the two. The ship from the Jakarta government is better made of fiber and more high-speed, the passenger capacity is around 50 people and the room uses air conditioning. And the seats are quite clean and tidy.

As for traditional wooden ships belongs to the private company, low speed, with a capacity of around 200 people with two decks. Without air conditioning, the seating is quite functional hahaha.

For those who like to enjoy the atmosphere of a sea view and relax during the trip, traditional boats can be an option because they can hang out casually for their boat while looking at the islands that are passed and enjoy the breeze. Occasionally you will see birds passing and a fish jumping out of the sea.


Pari Island

Pari Island is one of the islands of the Thousand Islands with an area of ​​41.32ha, has 1 RW namely RW 04 and 4 RT with a population of 930 people and a number of family heads of 265 families, and still including the DKI Jakarta area. This island is one of the islands that has a beach object with beautiful white sand beaches and clean beaches. What is remarkable according to Dtravel is that this island is really clean and its cleanliness is managed seriously by the surrounding community and the financing is carried out voluntarily from tourists without any compulsion to pay for entering the tourist location. To get around the island of Pari it is recommended to rent a bicycle because from the eastern end to the west end it takes about 30 minutes more when walking. The rental price still makes sense around IDR 25 thousand to 30 thousand per day. Every beach has been prepared with a bicycle parking area, so that the beach is right for tourists to walk to enjoy the beach without any interference from the others.


Some tourist objects on this island are:

1. Pasir Perawan Beach in Englis is Virgin Sand Beach.

On Pasir Perawan beach is located in the East, besides a beautiful beach with clean white sand, there is also a field for playing volleyball complete with the net. some traditional boats are ready to take you exploring mangrove forests at very affordable rates. Some lodgings of food and beverage traders made of bamboo nicely accompanied by an always clean environment. Free gazebo is used for shelter including swing games and hammocks. This spot also according to Dtravel is the most beautiful to enjoy sunrise around 6:15 a.m. already starting sunrise. The tourist should rent home stays that have air conditioning at very affordable prices.


2. Bintang Beach - Star Beach.

On this beach is a place of protection and preservation for starfish (star fish). There are so many starfish here. The tourist visiting this location are free to enter and may make voluntary donations in the donation box available at the entrance. The visitors should be careful in stepping foot, it could be stepping on the starfish because the color is almost the same as sand, disguised.

Near Bintang beach there is also a research facility from LIPI for the development of human resource competence in Pari island oceanography.

The location of this beach is in the western end. And it is the best spot to see the sunset. But dtravel at the time of the visit the weather was rather cloudy. So that the sunset is not visible. Not much different from the Pasir Perawan beach, this location has a gazebo, a swing to play and a hammock. It's just that this location is more shady with tall, high pine trees.


3. Snorkeling.

Dtravel does snorkeling with family by renting a small motorized boat. Accompanied by a snorkeling guide and our boat driver towards the nearby Burung island which has shallow waters. Before leaving the port, for snorkeling better have prepared biscuits to become bait for fish to gather. According to the snorkel guide the bait can be biscuits or bread. We recommend that tourists who want to do snorkeling bring a waterproof camera to capture the scenery and underwater action.


What about lodging and food?

There are many inns that are quite comfortable to live in and air-conditioned enough for one family or two families to spend the night on Pari Island. Previously Dtravel was worried that it would be difficult to find food on Pari Island so that they planned to bring lunch and rice cookers. However, because Dtravel booked a room plus a full catering package through fellow agent. Praise God breakfast, lunch and dinner are always like eating in a fancy restaurant. The food is abundant and delicious. The chef is top-notch, dtravel gives 4 stars.

The homeowner is friendly and ready to help,


To go home you should not be in a hurry and still want to relax. Use a boat from the Jakarta government which departs at around 1:30 a.m. and travels home faster, only about 1 hour. Whereas for traditional vessels only available in the morning from Pari island port around 10 o'clock to the Kali Adem port.

33 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page