top of page
  • Gambar penulisLinardy

Pulau Tidung, Menjadi Saksi keindahan bawah laut dan Sunset.

Sebelumnya tidak pernah terpikir untuk bisa sampai ke Pulau Tidung, walaupun pernah mendengar dan melihat photo photo public di Instagram yang memuat keindahan pulau Tidung.

2 minggu sebelumnya Dtravelstory menerima sebuah pesan melalui WA dari Seorang sahabat yang memiliki agen perjalanan dengan niatan mengajak untuk melakukan liputan wisata di pulau Tidung. Tanpa pikir panjang Dtravelstory memenuhi undangan tersebut.


Pulau Tidung dan Pulau Payung. Sumber Google Earth.

Pulau Tidung adalah salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta, Indonesia.

Pulau Tidung terbagi menjadi dua yaitu, Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Penggunaan wilayah di pulau ini berkembang ke arah wisata bahari seperti menyelam serta penelitian terhadap terumbu karang.

Pulau Tidung yang terdiri dari Tidung Besar dan Tidung Kecil yang dihubungkan oleh jembatan panjang yang dinamakan Jembatan Cinta oleh penduduk setempat ini terletak di Kepulauan Seribu Selatan bagian barat, dengan jarak tempuh kurang lebih 3 jam perjalanan dari Muara Angke dengan kapal penumpang.


Pelabuhan.

Keberangkatan dimulai dari pelabuhan Kali Adem. Melalui pengalaman beberapa kali ini menyeberangi Kepulauan Seribu bisa disimpulkan bahwa ada 3 lokasi yang bisa menghantar kita untuk ke Kepulauan Seribu.

Hiruk pikuk Pelabuhan Kali Adem. Muara Angke.

Kapal Nelayan berjejer di Kali Adem.

Pertama dari Tanjung Pasir, Tangerang. Disini biasanya hanyalah tempat persewaan perahu ukuran kecil dengan kapasitas sekitar 20 s/d 30 orang dan hanya melayani jarak pendek ke pulau terdekat saja seperti pulau Untung Jawa, Pulau Bidadari dan pulau terdekat lainnya.

Kedua dari Kali Adem, Muara Angke. Disini terdapat dua jenis kapal yaitu kapal tradisional besar berkapasitas 150 s/d 200 orang dan kapal modern milik Dinas Perhubungan DKI yang berkapasitas 50 orang tetapi berkecepatan tinggi. Untuk mendapatkan tiket kapal Dinas Perhubungan DKI akan lebih susah karena sangat banyak peminatnya dan loketnya selelau penuh dengan antrian panjang. Hantarannya pun mencapai pulau terjauh.

Ketiga dari pantai Ancol, tersedia kapal speed boat modern milik perorangan yang disewakan dan kapasitas orang tidak terlalu banyak.

Kapal penyebrangan tradisional untuk angkutan manusia yang hendak berwisata ke Kepulauan Seribu

Dari ketiganya yang paling murah adalah piliha pertama namun hanya jarak dekat saja. Dan disusul oleh pilihan kedua. Dan yang paling mahal adalah pilihan ketiga dari Ancol.

Sehubungan kami berangkatnya rombongan dan tujuannya adalah pulau Tidung, maka dimulailah keberangkatan dari pelabuhan Kali Adem di Muara Angke. Suasanya sangat ramai dengan para wisatawan dan memang disini juga lokasi para nelayan dengan kapalnya yang besar besar. Terdapat tempat penginapan kendaraan yang sampai saat ini Dtravelstory merasakan aman aman saja. Untuk penginapan mobil satu hari satu malam adalah seharga Rp. 60.000 dan untuk kendaraan roda dua sekitar Rp. 30.000



Menyebrangi lautan.

Sang Kapten sedang bekerja di ruangannya.

Perjalanan pagi itu dimulai sekitar jam 09.00 karena menunggu kapal penuh. Dtravelstory berkesempatan duduk diruangan kapten kapal. Menurut sang kapten kapal bahwa untuk pulang pergi ke pulau Tidung untuk kapal besarnya akan memakan bbm solar sekitar 300liter. Wow. Cukup banyak juga konsumsinya. Yah wajarlah karena kapalnya besar, beban angkutnya juga berat dan jalannya cukup lambat. Dari Kali Adem menuju pulau Tidung memakan waktu sekitar hampir 3 jam.


Perjalanan menuju ke Pulau Tidung pagi itu cukup cerah dengan ombak yang lembut. Duduk di ruangan kapten asyik juga banyak tersedia colokan listrik untuk mengisi tenaga HP dan full music. Kalau kepanasan syukur syukur kapten kapal bisa menyalakan ACnya. Hampir tiba di Pulau Tidung tidak disangka bisa melihat seekor lumba lumba. Ahhhh tapi sayang hanya punggungnya saja dan tidak sempat memotretnya.



Pulau Tidung.

Kapal kecil untuk menghantar wisataan yang hendak snorkeling di beberapa lokasi.

Tiba memasuki pelabuhan pulau Tidung, kejernihan airnya sudah mulai kelihatan. WOW!!!. Setelah menapakan kaki di daratan pulau Tidung kami berserta rombongan menuju sebuah rumah untuk mengambil sepeda untuk menuju homestay. Dtravelstory tidak bisa merincikan biaya biaya homestay, penyebrangan dan fasilitas lainnya karena Dtravelstory diundang secara gratis hehehe. Tetapi paket yang ditawarkan tidak terlalu mahal untuk perorangan dan silahkan kontak saja Jelajah Pulau Seribu

Awal datang di homestay rombongan dijamu dengan welcome drink dingin dan jamuan makan siang yang bisa membuat anda kenyang. Setelah beristirahat 1 jam. Pukul 1 siang kita semua langsung menuju kapal kecil yang sudah siap di dermaga Jembatan Cinta, tujuan kali ini adalah untuk melakukan snorkeling di pulau Payung Kecil. Ditemani oleh kapten kapal dan Snorkeling guide kamipun berangkat menuju pulau Payung Kecil.


Snorkeling di pulau Payung Kecil.

Air benar benar biru, siapa yang tidak suka melihat air biru. Biasanya dimana mana hanya bisa melihat air yang hitam, coklat dan gelap. Kali ini tidak dan benar benar biru, mata dan hati ini rasanya tersenang dengan pemandangan yang jarang dilihat.

Snorkeling di pulau Payung Kecil.

Snorkeling yang kedua kalinya, sebelumnya di pulau Burung di dekat pulau Pari. Yang ini adalah di pulau Payung Kecil dekat dengan Pulau Tidung.

Tiba di lokasi snorkeling sekitar pukul 1.30 siang sebelum snorkeling kami diberi pengarahan singkat teknik snorkeling oleh guide. Akhirnya kamipun menyeburkan diri ke laut dan WOW! Kali ini cukup beda dengan dibandingkan snorkeling pertama di pulau Pari. Trumbu karang di pulau Payung Kecil lebih indah dan ikannya lebih bervariasi dan kali inipun cukup terasa lebih dalam sekitar 2 s/d 3 meter kedalamannya. Dtravelstory tidak lagi canggung dan tidak begitu khawatir untuk mengeksplor di bawah air tanpa menggunakan jaket pelampung karena siang itu arus air tidak begitu kuat dan airnya jernih. WOW rasanya jadi mulai kecanduan untuk melakukan snorkeling. Seperti biasa kami pun mengabadikan photo photo selfi dibawah air secara bergantian.


Sunset di Jembatan Cinta.

Sunset di Pulau Tidung


Tidak terasa cukup hampir sekitar 2 jam lebih kita melakukan snorkeling, tiba saatnya kembali ke dermaga Jembatan Cinta untuk melihat sunset. Setiba di jembatan Cinta kawasan disini sudah cukup membludak oleh pengunjung yang ingin bermain air.

Karena disini adalah pusat untuk permainan air dengan airnya yang jernih sekali dan pasir pantainya yang putih. Tersedia banana boat, jembatan cinta yang digunakan untuk terjun ke air yang cukup tinggi sekitar 4 s/d 5 meter ketinggiannya. Jembatan yang panjang untuk jalan jalan santai menikmati kejernihan air dan keindahan pemandangan. Semakin malam pun jembatan ini tidak kunjung sepi hanya berganti dari peruntukannya yaitu banyak pemancing ikan yang berjejer di pagar jembatan lengkap dengan peralatan pancingnya.

Sunset pun tiba dan Dtravelstory mencoba mengabadikan beberapa moment. Pulau Tidung memang sangat indah lebih indah lagi dikala Sunset. Pohon kelapa yang menjulang tinggi, batang pohon lapuk yang rebah menyentuh air laut, sebuah kapal terlabuh dipinggiran, cahaya matahari yang mulai berwarna keemasan terpantul di air laut yang mulai berombak. Semua itu adalah komposisi yang sangat kunantikan dan harusnya menggunakan long shutter speed akan tetapi tripod yang kubawa tidak lengkap dengan plat quick release-nya, oh tidak!. Akhirnya Dtravelstory hanya bisa melakukan jepretan menggunakan Aperture priority mode alias semi manual.


Menutup hari di Pulau Tidung.

Seiring sirnanya sunset hari itu Dtravelstory berserta rombongan kembali ke homestay untuk makan malam, dan kemudian dilanjutkan dengan fish barbecue Wow. Bener benar dimanjakan kala itu, cukup puas makan ikan yang segar diiringi music yang pas dengan suasana keakraban bersama rombongan. Luar biasa.

Kamipun menghabiskan malam di Jembatan Cinta untuk menikmati angin laut malam, air jernih dengan ikan ikan yang berkumpul dibawah terangnya lampu jembatan, hamparan bintang dilangit Timur, dan awan Cumulonimbus menjulang tinggi di langit Barat sesekali kilatan petir terlihat. Ah malam itu penutup hari cukup indah dan menyegarkan pikiran.


Simak videonya di link berikut ini:


Catatan penting:

Setelah melakukan dua kali snorkeling dan mengamati perubahan suasana sekitar. Sebaiknya kalau mau snorkeling adalah di siang hari walaupun panas terik tetapi kondisi arus air laut tidak kuat sehingga memudahkan kita saat berenang dan air lebih jernih. Semakin sore semakin kuat arus laut Dtravelstory pernah snorkeling sekitar jam 4 sore dan lebih kuat arus lautnya dan air laut semakin tidak jernih dan kotor dengan partikel bawah laut. Begitu juga air laut pada sore semakin naik (pasang) memang malam itu juga dipengaruhi oleh kehadiran bulan yang purnama.

Sebaiknya untuk yang belum pernah ke pulau ikutinlah agen perjalanan karena akan lebih teratur dan tidak pusing urus ini itu untuk menikmati fasilitas di pulau.

Pelajarilah cara snorkeling yang baik sebelum langsung nyebur ke laut agar tidak panic dan bisa lebih menikmati keindahan laut.

Siapkan obat anti mabok laut dan air minum, karena pada saat pulang dari pulau Tidung gelombang cukup besar sehingga ada beberapa penumpang yang mabuk laut.

Pastikan tidak telat pada saat hendak pulang jangan sampai tertinggal kapal atau menghambat keberangkatan kapal. Karena bisa saja ada penumpang yang sakit di dalam kapal dan butuh secepatnya menyebrang kedaratan kota.

Jangan melakukan ekplorasi sendirian di pantai yang belum terjamah atau tidak ada pengawasnya. Bisa jadi masih ada binatang laut yang beracun. Pertama Dtravelstory sendiri mengalami pernah terinjak sesuatu yang tajam dan sakitnya berjam jam baru hilang. Kedua seorang perempuan yang tersengat oleh ikan pari dan harus dibawa ke rumah sakit di Jakarta. Bukan maksud untuk menakuti tetapi sebaiknya kita waspada dan lebih berhati hati.


See you in next story.

Linardy



24 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page