top of page
  • Gambar penulisLinardy

Perjalanan adventure menuju danau Eksotisme Ranu Pani yang tersembunyi

Diperbarui: 18 Mei 2019

Beranjak dari gunung Bromo, melalui perbukitan hayalan yang ternyata benar benar ada yaitu bukit teletubies, hamparan rumput savanna hijau menyelimuti seluruh permukan bukit. Seolah bukit itu settingan manusia tetapi ini bukan dan benar kenyataan. Ini kebesaran Tuhan.

Perjalanan sudah mulai menanjak di dekat bukit teletubies.

Menanjak meliuk mengikuti jalur aspal menebus pepohonan rindang makin tinggi dan semakin tinggi tak terasa sudah hampir sama tinggi dengan jajaran kaldera dan bukit teletubis. Sejenak diberi kesempatan oleh mas ojek untuk mengabadikan photo pemandangan bukit teletubis dan dinding kaldera dari atas ketinggian. Hati terenyuh kagum melihat pemandangan yang penuh keajaiban.

Pemandangan dari atas bukit, tampak bukit teletubies dan kemegahan kaldera. Hatipun terenyuh memandangnya.

Perjalanan kami harus dilanjutkan. Puncak gunung Semeru terlihat dan mulai tertutup awan tebal saat kami melaju dikendaraan sepeda motor. Memang kami searah dan mendekati gunung Semeru gunung maha besar dan tertinggi dari segala gunung yang ada dipulau jawa.


Melalui jalan rapih dan bersih di pedesaan Ranu Pani, hamparan terasiring lahan garapan para petani setempat di perbukitan, tumbuhan rendah memadati lahan tersebut. Informasi dari mas ojek salah satu tanamannya adalah kentang - potato ujar mas ojek.


Memasuki pedesaan Ranu Pani. Banyak lahan terasiring milik petani sekitar.

Danau Ranu Pani tanpak seperti danau umum dan tidak sebesar danau ternama lainnya. Akan tetapi danau ini bila di lihat dari sudut tertentu, pemandangan nan exotic akan didapatkan.

Gapura memasuki kawasan wisata danau Ranu Pani, nampaknya dalam proses renovasi. Belum terlihat keindahannya dan malah awal awal merasa kecewa.

Sebelumnya aku tidak tahu akan menemukan sesuatu disini . Sesaat tiba aku di danau ini aku sempat agak kecewa dengan mas ojek yang mengantarkan aku ke lokasi ini. Di dalam hati koq biasa saja dan tidak seluas danau yang ada di dalam benakku.


Melalui jalan setapak, akses dari samping gedung pendaftaran untuk naik ke gunung Semeru.

Aku berusaha mencari jalan sekeliling danau. Menelusuri jalan setapak, semakin kedalam semakin tidak terdengar suara penduduk lokal, kakiku terus melangkah menyusuri jalan itu kerimbunan pohon pinus dan suara burung dan binatang lainnya bahkan suara nafasku sendiri bisa kudengar karena memang saat itu sunyi.

Pohon tumbang menambah keindahan alami.

Pohon tumbang menyentuh air danau membuat landscape ini benar benar alami. Bunga Calla Lily berwana putih menjulang tinggi membuatnya jangkung diantara daun ilalang dan dedaunan lainnya. Bunga Calla Lily ini tumbuh sepanjang pinggir bibir danau dan sangat kontras sehingga seperti taman settingan manusia.

Semakin ke dalam semakin tampak keindahannya.

Pemandangan seperti ini buat aku sangat jarang aku jumpai, dan aku suka dengan bunga bunga, jadi aku banyak sekali memotret bunga cantik itu dengan berbagai sudut.

Kaki terus melangkah sampai akhirnya menemukan dua buah gazebo tua, satu terlantar dikelilingi rumput ilalang dan satu lagi masih bisa di buat berteduh dan beristirahat dengan anjungannya, lantai cornya masih bertahan kuat hanya pagar pengamannya saja yang rusak terlepas. Gazebo ini sepertinya memang sengaja dibangun untuk wisatawan menikmati pemandangan.

Mencoba mencari cari komposisi memotret alam.

Sepanjang jalan menuju gazebo ke dua pemandangan semakin indah, jalan setapak bunga Calla Lily, air danau yang memantulkan refleksi dari pemandangan sekitarnya. Sebuah komposisi yang menarik buat kameraku.

Gazebo tua yang terlantarkan.

Disinilah spot untuk melihat pemandangan exotic itu. Sebuah pemandangan yang komposisinya sungguh mempesona kalau dipikir pikir seperti pemandangan alam diluar negeri. Kiri kanan rerimbunan pohonan pinus mengelilingi danau. Di tengah ujung di himpit oleh pepohonan tadi adalah perumahan penduduk, bukit di belakang perumahan seolah menjaga dan mengisolasi perumahan penduduk. Langit biru dan gumpalan awan putih tidak mau ketinggalan untuk menambah keindahan landscape danau Ranu Pani. Eksotis makin menjadi kala semua itu terefleksikan kembali oleh air danau Ranu Pani. Bak wanita cantic bercermin pada kaca, melihat pantulannya saja sudah tergoda. Angin nakal mengusik saat hendak mengambil gambar sebagian keindahan refleksi itu terburamkan oleh ombak kecil yang tertiup angin sepoi.

Terpisahkan oleh waktu, walau sebenarnya enggan. Danau Ranu Pani akan tetap selalu ada di hati dan pikiranku, termasuk di blog, dan di database hardiskku.


Semoga di lain waktu bisa kembali, dan terus melanjutkan ke danu Ranu Kumbolo dan mendaki gunung Semeru.


See you in next story.

Linardy

51 tampilan1 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page