top of page
  • Gambar penulisLinardy

Berziarah di Gua Maria Kaliori Purwokerto.

Diperbarui: 29 Mei 2019

Hallo Guys, kali ini dtravel melakukan traveling dan photography ke sebuah tempat wisata religi di Gua Maria Kaliori, Banyumas. Ini adalah salah satu spot wisata religi untuk umat Khatolik di Indonesia yang memiliki fasilitas lengkap.


Gua Maria Kaliori adalah salah satu tempat berziarah paling lengkap, dibangun sejak 15 Agustus 1989. Sekitar 3 jam dengan jarak 83km, perjalanan darat dari Wonosobo ke gua Maria Kaliori ke arah kota Purwokerto, sedangkan kalau dari kota Tangerang akan memakan waktu sekitar 8 jam lebih dengan jarak sekitar 400km mengarah melalui tol Cikampek melewati Cirebon, Babakan dan mengarah ke kota Purwokerto.


#RMBarokah enak, nyaman dan instagramble.


Kami dari penginapan Duta homestay, Wonosobo. Perjalanan dimulai sejak pagi sekitar jam 10.00, ditengah perjalanan di Banjarnegara menjelang makan siang kami berhenti sejenak untuk mengisi perut yang sudah mulai kelaparan, rumah makan Barokah menjadi pilihan kami karena berada persis di pinggir jalan raya dan kelihatan dari luar tempat makannya cukup bersih. Dan ternyata rumah makan Barokah ini makannya cukup enak disamping itu design interiornya cukup bagus, nyaman dan instagramable.


Selesai mengisi perut kami melanjutkan perjalanan menuju gua Maria Kaliori yang berada di jalan Raya Kalibagor, Dusun V kecamatan Banyumas, kabupaten Banjarnegara. Adapun tujuan destinasi ini untuk melakukan ziarah sekaligus peristirahatan dari lintas wisata kami. Awalnya kami tidak tahu keberadaan adanya gua Maria Kaliori ini. Sehubungan dinas pekerjaan sebelumnya mengharuskan saya ke Purwokerto kebetulan melintasi jalan Raya Kalibagor dan membaca papan penunjuk keberadaan gua Maria ini dan akhirnya saya jadi tahu.


Awal memasuki area #guaMariaKaliori agak menaiki gunung dengan pepohanan yang rindang.

Kelahiran Yesus Kristus di kandang domba


Lahan areal gua Maria Kaliori ini sangat luas sekitar 5,6 hektar dirimbuni dengan pepohonan besar nan rindang. Setelah memarkirkan kendaraan kami langsung memasuki gapura yang bertulisan Gua Maria Kaliori dan terdapat patung besar Yesus Kristus. Dari situ kami mulai berjalan kaki menembus pepohonan yang menjulang tinggi serasa berada di hutan. Siapa sangka kalau sebelumnya lokasi ini adalah perbukitan tandus yang kemudian dibuat hijau seperti hutan. Memasuki kawasan utama terdapat sebuah kandang domba, di dalamnya berdiri beberapa patung orang dewasa sedang mengelilingi patung seorang bayi laki laki. Keberadaan kandang domba dan patung patung itu menceritakan tentang kelahiran seorang juru selamat Yesus Kristus.


Melanjuti perjalanan makin ke dalam, kami menemukan sebuah patung besar Bunda Maria sedang memangku Yesus Kristus yang terkulai, Dibelakangnya terdapat sebuah salib, kubah berlapis setengah lingkaran menjadi latar belakang semua itu, seolah kubah itu adalah cahaya suci yang memendari patung patung tersebut, symbol orang suci.


#GuaMaria yang dikelilingi oleh pohon besar dan kehijauan yang teduh.

Penampakan lebih dekat patung #BundaMaria di dalam gua yang gelap. Patung itu berpendar dari sorot lampu diatasnya.

Kemudian kami ke lokasi utama di tengah tengah area menemukan sebuah gua yang cukup besar, sekitarnya sungguh teduh pohon tinggi nan lebat mengelilinginya. Sebuah patung seorang wanita yang bercahaya berdiri sendiri di tengah tengah gua yang gelap. Sehingga sungguh kontras dan yah saat melihatnya hatipun bergetar serasa benar benar melihat Bunda Maria, hati dtravel pun terenyuh dan bahagia.


Berbagai patung #BundaMaria

Masih di dekat gua Maria disamping kanan terdapat beberapa patung ukuran sedang yang berada di tembok batu. Patung patung itu adalah Bunda Maria yang sedang menggendong Yesus Kristus pada saat masih bayi dengan berbagai pose.

#TamanRosarioHidup

Disamping patung patung tersebut terdapat sebuah gapura lain yang bertuliskan Taman Rosario Hidup. Di dalamnya adalah sebuah ruangan berbentuk lingkaran berdinding batu dan tanpa atap, kita bisa melihat beberapa ukiran di dinding dengan ukuran besar yang berisikan ukiran peristiwa jalan salib. Di area ini juga terdapat aula St. Yoseph, sebuah gereja, capel Ratu Surga, pendopo dan penginapan para retret atau peziarah Maria Immaculata bisa menampung sebanyak hingga 150 orang, ruang pengakuan dosa, rute jalan salib yang cukup panjang, dan spot untuk melakukan camping. Selain itu juga tersedia toko souvenir, lahan parkir yang luas dan MCK.


Beruhubung akhir ziarah kami selesai di sore hari kamipun memutuskan lanjut menginap di kota Purwoketo, untuk beristirahat dan esok hari kami akan melanjutkan ke lokasi Curug Telu di Baturaden.


 

English translation:


Pilgrimage at Maria Kaliori Cave Purwokerto


Maria Kaliori Cave is one of the most complete pilgrimage sites, built since August 15, 1989. About 3 hours with a distance of 83km, travel overland from Wonosobo to Maria Kaliori cave towards Purwokerto city, while if from Tangerang city it will take around 8 hours more a distance of around 400km leads through the Cikampek toll road through Cirebon, Babakan and leads to the city of Purwokerto.


We from the Duta homestay inn, the trip began in the morning around 10:00. In the midst of a trip in Banjarnegara before lunch we stopped for a moment to fill our stomachs that were already starving, the Barokah restaurant was our choice because it was located right on the edge of the highway and looked from the outside where the food was quite clean. And it turns out this Barokah restaurant has a pretty good meal besides that the interior design is pretty good, comfortable and Instagramable.


Finished filling our stomachs, we continued our journey to Maria Kaliori cave, which is on Jalan Kalibagor, Dusun V, Banyumas sub-district, Banjarnegara district. The purpose of this destination is to make a pilgrimage as well as a retreat from our tourist crossing. At first we didn't know of the existence of this Kaliori Maria cave. Regarding the service, my previous job required me to go to Purwokerto by chance to cross the Kalibagor Highway and read the signpost of the existence of Maria Cave and finally I found out.

TThe area of ​​the Kaliori Maria cave area is very wide, around 5.6 hectares, lush with large, shady trees. After parking our vehicle, we immediately entered the gate that read the Cave of Maria Kaliori and there was a large statue of Jesus Christ. From there we began to walk through the towering trees that seemed to be in the woods. Who would have thought that before this location was a barren hill which was then made green like a forest. Who would have thought that before this location was a barren hill which was then made green like a forest. Entering the main area there is a sheepfold, inside stands several statues of adults surrounding a statue of a baby boy. The existence of a sheepfold and a statue of the statue tells the story of the birth of a savior of Jesus Christ.

Continuing deeper into the journey, we found a large statue of the Virgin Mary holding a drooping Jesus Christ. Behind her was a cross, a semicircular dome in the background of all that, as if the dome was the sacred light that was carrying the statue .

Then we went to the main location in the middle of the middle of the area to find a fairly large cave, the surrounding was really calm and tall and thick trees surrounded it. A statue of a luminous woman standing alone in the middle of a dark cave. So it really contrasts and well when I see it, my heart trembles as if I really saw our Virgin Mary, my heart was touched and happy.


Still near Maria's cave on the right side there are several medium-sized statues on the stone wall. The statue is the Virgin Mary who was carrying Jesus Christ while still a baby in various poses.


Besides the statue there is another gate that reads the Garden of the Living Rosary. Inside is a circle-shaped room with stone walls and without a roof, we can see a number of carvings on a large size wall containing carvings on the cross.


In this area there is also the St. Joseph, a church, the Queen of Heaven capel, a pavilion and lodging for retreats or Maria Immaculata pilgrims can accommodate up to 150 people, a confession room, a long cross road, and a place to do camping. Besides that there is also a souvenir shop, a large parking area and a toilet.


As the end of our pilgrimage was finished in the afternoon we decided to continue staying in Purwoketo city, to rest and tomorrow we will proceed to the location of Curug Telu in Baturaden.


See You In Next Story

Linardy


147 tampilan2 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page