top of page
  • Gambar penulisLinardy

Kawah Sikidang - Dieng

Diperbarui: 18 Mei 2019

Indonesia ternyata mempunyai alam seperti Yellowstone National Park yang ada di Amerika Fenomena alam kawah Sikidang yang satu ini walaupun berbahaya akan gasnya tetapi banyak saja penduduk di sekitar dan justru menjadi ajang wisata umum.

Kawah Sikidang.

Lokasi kawah Sikidang tidaklah terlalu jauh dari tempat kami menginap sebelumnya di Dieng. Dan kami memasuki kawah Sikidang melalui pintu belakang yang tidak terlalu ramai. Mungkin banyak yang belum tahu karena pintu masuk ini tidak ada gapura atau tanda yang mencolok, hanya ada tanda papan kecil dengan tulisan wisata kawah Sikidang dan ada dua orang pemandu untuk menunjukan lokasi parkiran mobil. Perjalanan memasuki parkiran cukup dekat teduh, di lokasi parkiran sudah ada beberapa penjaja masker untuk melindungi bau gas vulkanis yang keluar dari beberapa kawah. Baru kali ini saya melihat kawah sebegitu dekat hanya sekitar 2 sampai 3 meter dan hanya dibatasi oleh pagar. Tidak seperti waktu melihat kawah Tangkuban Parahu, kala itu melihat kawah Tanguban Parahu dari jarak yang cukup jauh sekitar seratusan meter dan dari ketinggian sekitar puluhan meter.

Kolam kawah utama Sikidang. Mendidih dan mengeluarkan gas sulfur.

Ternyata selain kawah Sikidang sebagai kolam kawah utama ada beberapa lubang kecil lainnya berdiameter sekitar 10cm di area wisatawan berjalan. Di atasnya permukaan lubang terdapat air lumpur mendidih dan mengeluarkan gas sama dengan kawah utama. Kalau dipikir pikir dibawah tanah dimana kami berpijak? Mungkingkah kawah panas yang sangat besar?

Kolam kecil berdiameter sekitar 10cm.

Seukuran sekepal anak kecil dan mengeluarkan gas yang sama.

Kami mendekati kawah utama tersebut, gas berbentuk asap sulfur semakin tebal dan tercium semakin tajam. Tetapi justru kondisi seperti itu kawah utama tidak surut oleh pengunjung dan justru semakin menjadi tontonan menarik dan para wisatawan banyak yang mendekat. Bukan hanya dikarenakan fenomena alam saja yang menarik para wisatawan tersebut akan tetapi dikarenakan ada seseorang berada di dalam pagar kawah utama tersebut,menggunakan jaket tebal, topi dan kain penutup hidung dan mulutnya. Memegang setangkai bamboo panjang seperti alat pancing. Di ujung bamboo tersebut terikat sebuah keranjang anyaman dan ternyata isinya beberapa telur. Beberapa bamboo yang sama berjejer baris di sampingnya seolah sedang mancing ikan di kolam kawah itu. Tidak jauh dari orang tersebut seorang perempuan menemani sambil duduk disampingnya ada sebuah meja, banyak telur mentah masih dalam cangkangnya dan sebuah tulisan jual telur rebus kawah. Orang tersebut ternyata pejual telur rebusan dari panasnya lumpur kawah Sikidang. Karena penasaran kamipun mencobanya dan ternyata enak sekali, kebetulan kami juga kelaparan sih. Ada beberapa telur rebusannya masih agak setengah matang. Mungkin karena penjualnya terlalu banyak orderan jadi terburu buru memproses rebusannya.



Mencari nafkah menjual telur ayam, telur bebek dan telur puyuh yang direbus di kolam kawah.Tetapi beresiko tinggi terjatuh dan gas beracunnya.

Seperti pemancing ikan di laut yang berusaha menangkap hasil pancingannya..

Dari atas telur ayam, tengah telur puyuh, dan bawah telur bebek.

Dilokasi ini juga banyak kios kios yang menjual beragam souvenir ciri khas Dieng. Mulai dari pernak Pernik asesoris sampai ke makanan dan beberapa tanamanan edelweiss yang kita ketahui sebagi bunga abadi.

Cukup banyak kios kios penjual suvenir, harus pintar pintar menawar ya.

Bunga abadi, Edelwiss.

Beberapa lokasi dibentuk dan dipercantik sedemikian rupa untuk dijadikan tempat memotret yang instagramable. Tetapi untuk memotret ditempat itu anda harus membayar sekitar lima ribu rupiah. Ada juga beberapa jenis burung owl yang bisa jadi teman untuk melakukan selfie.

Hujan gerimis membuat kami menyudahi petualangan kami di kawah Sikidang. Tetapi kami menyempatkan berteduh dan sambil minum kopi hangat di sebuah kios sederhana.

Judul: Gadis petualang dengan sahabatnya.

Berikut ini video wisata di kawah Sikidang.


Sekilas info tentang Kawah Sikidang:

Sikidang adalah kawah di DTD yang paling populer dikunjungi wisatawan karena paling mudah dicapai. Kawah ini terkenal karena lubang keluarnya gas selalu berpindah-pindah di dalam suatu kawasan luas. Dari karakter inilah namanya berasal karena penduduk setempat melihatnya berpindah-pindah seperti kijang (kidang dalam bahasa Jawa).

Etimologi

Nama Dieng berasal dari gabungan dua kata bahasa Kawi: "di" yang berarti "tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yang bermakna (Dewa). Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam. Teori lain menyatakan, nama Dieng berasal dari bahasa Sunda ("di hyang") karena diperkirakan pada masa pra-Medang (sekitar abad ke-7 Masehi) daerah itu berada dalam pengaruh politik Kerajaan Galuh.

Geologi

Dataran tinggi Dieng (DTD) adalah dataran dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaannya, seperti Yellowstone ataupun Dataran Tinggi Tengger. Sesungguhnya ia adalah kaldera dengan gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya. Terdapat banyak kawah sebagai tempat keluarnya gas, uap air dan berbagai material vulkanik lainnya. Keadaan ini sangat berbahaya bagi penduduk yang menghuni wilayah itu, terbukti dengan adanya bencana letusan gas Kawah Sinila 1979. Tidak hanya gas beracun, tetapi juga dapat dimungkinkan terjadi gempa bumi, letusan lumpur, tanah longsor, dan banjir.

Selain kawah, terdapat pula danau-danau vulkanik yang berisi air bercampur belerang sehingga memiliki warna khas kuning kehijauan.

Secara biologi, aktivitas vulkanik di Dieng menarik karena ditemukan di air-air panas di dekat kawah beberapa spesies bakteri termofilik ("suka panas") yang dapat dipakai untuk menyingkap kehidupan awal di bumi.

(sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Dieng)


See you in next story

Linardy

57 tampilan1 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page