top of page
  • Gambar penulisLinardy

Tiga Air Terjun Di Baturaden - Curug Telu.

Diperbarui: 29 Mei 2019

Hallo Guys, kali ini dtravel melakukan traveling dan photography ke sebuah tempat wisata alam air terjun di Baturaden, Purwokerto. Ini adalah salah satu spot wisata alam air terjun di Indonesia yang eksotik yang patut dikunjungi.


Hari sudah mulai terang, pagi itu waktu menunjukan pukul 07.00 Dari jendela kamar penginapan nampak sekilas badan gunung Selamet yang besar sekali bagian lainnya tertutup awan sepertinya cuaca sedang mendung. Makin lama semua gunung tertutup awan.

Melalui jalan sempit, dan membantu orang lain.

Rencana kami untuk ke Baturaden tidak bisa ditunda lagi atau dibatalkan. Kamipun beranjak berangkat ke lokasi. Perjalanan pagi itu masih agak sepi. Makin dekat dengan lokasi jalur kendaraan semakin menyempit sampai akhirnya hanya cukup satu mobil saja. Dari arah berlawanan sebuah sedang kecil menyoba menyodok duluan namun posisi kami sudah tanggung berada di tengah, Untuk mundurpun rasanya susah karena jalannya berkelok. Akhirnya mobil sedan tersebut mencoba minggir ke bahu jalan dengan terburu buru. Tapi sayang usahanya malah berujung buruk, mobil sedan kecil tersebut ban depannya kandas di rerumputan yang becek dan berlumpur dalam. Nah lo itu sih gak mau mengalah dan maunya buru buru. Mobil kamipun bebas melewati mobil sedan yang naas tersebut. Setelah melewati dan melihat dari kaca spion sang supir mencoba mengeluarkan mobilnya dari lumpur tersebut dtravel pun jadi tidak tega dan turun dari kendaraan untuk membantunya. Bersyukur akhirnya mobil sedan itu bisa bebas dan kembali ke jalan aspal.


Di awal masuk sudah disajikan pemandangan indah di dekat loket tiket.

Air Terjun Pertama.

Setiba kami dilokasi untuk memasuki kawasan air terjun kami harus bayar uang masuk. Jalan setapak menuju air terjun ini sudah bagus sekali, terawat dan berbahan cor semen. Untuk menjumpai air terjun pertama tidaklah jauh dari tempat kami membayar tiket masuk hanya sekitar 200m jaraknya. Air terjun pertama ini terdapat sebuah jembatan penghubung yang bagus. Penampakan air terjun pertama ini sendiri sepertinya biasa saja karena ketinggian air terjunnya tidak terlalu tinggi. Di bawahnya kolam bening berbatuan begitu juga sebagian sebelah kanan berdinding batu besar dan sebelah kiri tertutup tumbuhan hijau. Kurang puas dengan sudut pandang untuk memotret air terjun, dtravel mencoba menyebrangi air kolam yang berbatuan licin sekali untuk menuju dinding batu besar di sebelah kanan.

Seperti membuka kotak pandora.

Dtravel kaget dengan terbelangah melihat sesuatu dibalik dinding batu besar itu. Ternyata dinding batu tersebut bolong dan membentuk seperti lorong gua, diujung lorong tersebut air terjun lainnya. Dtravel cuma bisa bilang WOW. Curahan air terjun cukup deras dan suasana penuh dengan percikan air seperti embun. Kamera dtravel kali ini pun harus tersiksa kembali dan kaca lensa sering basah karena embun, hal ini menjadi tantangan untuk mendapatkan gambar yang jernih.


Mengabadikan moment bersama di awal masuk kawasan Curug Telu.

Memasuki air terjun pertama melewati jembatan kecil.

Aliran air dari air terjun pertama mengalir ke air terjun kedua dan ketiga.

Air terjun pertama.

Airnya sejuk beralaskan bebatuan kerikil.

Untuk melihat ini pemandangan ini harus menyebrangi kolam air melalui bebatuan yang licin.

Seperti membuka kotak Pandora, keindahan yang tersembunyi.

Air Terjun Kedua.

Menuju air terjun kedua perjalanan setapak mulai menurun dan semakin terjal menurun dengan menyusuri anak tangga. Seperti biasa orang tua dan istri suka ketakutan dengan ketinggian. Untung akhirnya mau juga turun. Air terjun ke dua ini bersebelahan dengan air terjun ke tiga dan ketinggian cukup tinggi sekitar 30 Meter. Tidak kalah indah dengan air terjun pertama, air terjun ke dua ini memiliki anak air terjun yang mengalir deras merayap pada dinding berlumut dan berpencar seperti akar. Sungguh indah dan luar biasa.


Gambar diatas kami harus menuruni anak tangga yang cukup curam dan menyebrangi jembatan yang sedang dibangun oleh penduduk setempat.

Air terjun kedua, tidak kalah indah dengan air terjun pertama.

Ketinggiannya sekitar 20 sampai dengan 25 meter.

Air Terjun Ketiga.

Air terjun ketiga berada tidak jauh dari air terjun kedua. hanya berjarak sekitar 15 meter sampai dengan 30 meter. Posisi kami berdiri berada diantranya, air terjun yang ke tiga memiliki ketinggian lebih tinggi dari pada yang lainnya.

Hujan gerimis mulai turun bergabung berbaur dengan rintikan embun air terjun. Dtravel masih enggan berpaling karena masih belum puas menikmati keindahan dan masih terus dtravel coba mengabadikan melalui kamera. Anak masih bermain dengan bebatuan kerikil untuk disusun berlapis, sang istri menemani orang tua sambil menikmati pemandangan.

Hujan gerimis mulai berganti seiring makin besarnya titik air yang turun, para pengunjung lainnya perlahan lahan meninggalkan lokasi, menyisakan kami yang masih bertahan. Ini kesempatan dtravel untuk memotret dengan leluasa. Kamerapun mulai basah, kamera benar benar tersiksa dan semoga kuat. Tapi dtravel tidak mau kehilangan moment.


Mengintip air terjun ketiga dari kerindangan tumbuhan.

Air terjun ketiga lebih tinggi dari pada air terjun pertama dan kedua. Perkiraaan sekitar 50 meter lebih.

Mampir di warung

Kamipun akhirnya terpaksa harus ikut beranjak pergi dari lokasi air terjun kedua dan ketiga itu, hujan semakin deras. Memaksa kami harus berteduh, untung ada warung dan kebetulan warung tersebut bisa menyajikan mie rebus hangat pakai telor. Dan lebih yahut lagi sebelum hidangan berkuah itu hadir, tempe mendoan hangat lebih dahulu mendarat tepat dihadapan dtravel. Wuaduhhh asoy sekali, sudah gitu makannya pakai cabe rawit dan kecap manis cap ***** (sensor). Rasanya gurihhh, manis pedas. Bayangin aja sendiri ya guys.

Tidak luput minuman wajib penyegar body yaitu kopi susu panas,

hadeh bayangin moment pas seperti apa lagi yang mengalahkan momen yang sedang dtravel jalankan.

Keluarg dtravel sedang menikmati anugrah hari itu dan sesekali sambil ngobrol dengan ibu pemilik warung yang ternyata orang Sunda dari Banten. Tetapi bahasa Jawanya si ibu sudah lumayan medok dan dtravel pun tersipu malu walaupun sering berbahasa Jawa karena dulu kuliah di Surabaya, tapi baru ngerti artinya curug itu adalah air terjun. Oalah....





See you in the next story.

Linardy



 

English translation:


Three Waterfalls in Baturaden - Curug Telu


The day had begun to light up, that morning the time showed at 7:00. From the inn's room window, there was a glimpse of the body of Selamet Mountain which was huge, the other part was covered in clouds, it seemed the weather was cloudy. The longer all the mountains were covered with clouds.


Our plan to go to Baturaden cannot be delayed or canceled. We also went to the location. The morning trip was still rather quiet. The closer to the location of the lane the vehicle gets narrower until finally only one car is enough. From the opposite direction a small sedan tries to poke first but our position is already in the middle, to back off it feels difficult because the road is winding. Finally the sedan tried to move to the shoulder in a hurry. But unfortunately the effort ended badly, the small sedan front tire ran aground on the muddy and muddy grass inside. Our car was free to pass the ill-fated sedan. After passing and seeing from the rearview mirror, the driver tried to pull out the car from the mud, so I could not bear it and got off the vehicle to help him. Thankful, finally the sedan can be free and return to the asphalt road.


When we arrived at the location to enter the waterfall area we had to pay money in. The trail to the waterfall is very nice, well maintained and made of cement. To find the first waterfall is not far from where we pay the entrance ticket is only about 200m distance. This first waterfall has a good connecting bridge. The appearance of the first waterfall itself seems normal because the height of the waterfall is not too high. Underneath it is a clear rocky pond as well as a part of the right with large stone walls and the left side is covered with green plants. Unsatisfied with the viewpoint for photographing a waterfall, I tried to cross the slippery pool water once to get to the large stone wall on the right.


Like opening a Pandora's box, I was shocked when I saw something behind the large stone wall. It turned out that the stone wall was hollow and formed like a cave hall, at the end of the aisle was another waterfall. I can only say WOW. The outpouring of the waterfall is quite heavy and the atmosphere is filled with splashes of water like dew. This time the camera must be tormented again and the lens glass is often wet from dew, this is a challenge to get clear images.


Towards the second waterfall, the trek begins to decline and the steepest falls down along the steps. As always parents and wives like to be afraid of heights. Fortunately, finally they want to go down. The second waterfall is next to the third waterfall and the height is quite 30 meters. No less beautiful than the first waterfall, this second waterfall has a flowing waterfall crawling on mossy walls and scattering like roots. It's beautiful and extraordinary.


The third waterfall is not far from the second waterfall. only about 15 meters to 30 meters. Our position is standing in the middle of them, the third waterfall has a higher altitude than the others.

Drizzling rain began to merge and blend with the dewdrop of the waterfall. I'm still reluctant to turn away because I'm still not satisfied to enjoy the beauty and I keep trying to capture it through my camera. The child is still playing with gravel stones to be arranged in layers, the wife accompanied the parents while enjoying the scenery.

Drizzling began to change as the larger water points dropped, the other visitors slowly left the location, leaving us alone. This is my chance to take pictures freely. The camera starts getting wet, the camera is really tormented and hopefully it's strong. But I don't want to lose the moment.


We were finally forced to go away from the location of the second and third waterfalls, the rain was getting heavier. Forcing us to take shelter, fortunately there is a shop and incidentally the stall can serve warm boiled noodles using eggs. And even more so before the soupy dish was present, warm tempeh mendoan landed right in front of me. It tastes savory, sweet and spicy. Just imagine yourself guys. Not spared drinks must refresh the body, namely hot milk coffee, I can not imagine other moment else can beats the moment I'm running now.

My family is enjoying the gift of the day and occasionally while chatting with the owner of the shop owner who turns out to be a Sundanese from Banten. But the Javanese language of her has been quite mediocre and I will blush even though I often speak Javanese because I used to study in Surabaya, but I just understood that the waterfall has another name in Javanese language which is Curug. Oalah ...

63 tampilan2 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page