top of page
  • Gambar penulisLinardy

Kawah Tangkuban Parahu

Diperbarui: 24 Mei 2019

Sekali kalinya ke Lembang. Beberapa kali ke Bandung tapi tidak pernah sampai ke Lembang. Karena bayangannya adalah K E M A C E T A N. yah macet. Di Bandung saja sudah macet apa lagi ke Lembang. Wadohhh terima kasih deh. No Way!

Ehh tapi akhirnya kami sekeluarga pergi juga tapi itupun karena kami punya hari libur cukup panjang dan sudah ngebet ingin liburan. Seperti biasa kemana mana andalanku hanya berbekal aplikasi #Google Map untuk petunjuk arah jalan. Sebelumnya kami sudah booking #villaNeshia dengan aplikasi andalan #Traveloka.

Target destinasi :

1. Kawah Tangkuban Parahu.

2. Curug Pelangi.

3. Floating Market.


Perjalanan di mulai eng ing eng.

So kita start dari pagi sekitar jam 6.30 pagi melalui jalan tol langsung tanpa basa basi ke arah Lembang. Sengaja berangkat pagi untuk hindari kemacetan di jalan tol Cikampek dari Bekasi sampai Kerawang Barat. Kemacetan dikarenakan ada pembangunan. Kalau sudah ke jebak macet di sini bisa stuck 2 jam sampai 3 jam. Karena hari Minggu dan pagi kami terbebas dari kemacetan dan bisa mampir rehat di rest area Cikarang.



Melalui jalur Purwarkarta – Padalarang – Cisarua – akhirnya kami tiba di #vilaNeshia #Lembang pada jam 10.46. Wow ternyata vilanya Ok juga nih. Mulai dari lingkungannya sampai kamarnya Ok lah. Yang paling senang adalah anak bisa main dan bisa santai di kamar yang bagus. Saya sih senang senang saja kalau mereka puas dan gembira. Harga kamar cukup lumayan tapi satu kamar bisa untuk ber-empat. Jadi di lantai satu (dasar) itu ranjang besar untuk berdua. Dan lantai dua tersedia dengan dua Kasur untuk dua orang. Aku sempat menanyakan petugas vila, mas AC-nya dimana? Mungkin mas-nya dalam hati berguman (norak juga nih orang) tapi mas-nya dengan sopan menjawab, tidak ada pak karena sudah sejuk. Dan bener saja, malamnya kita tidak mungkin tidur tanpa selimut. Dinginnnnnn….


Sebelum sore dan sebelum berganti hari. Kami menyempatkan diri untuk makan siang dan motret bersama di restaurant yang ada di villa. Kemudian tidur siang untuk istirahat sejenak sebelum lanjut ke kawah Tangkuban Parahu.


Villa Neshia hanya memiliki sedikit kamar sehingga tidak terlalu ramai atau berisik.


Salah satu sudut restauarant di kawasan villa Neshia (tapi beda pemilik dengan villa)

Di saung dengan kolam ikan mas bikin segar pemandangan.

Menuju Tangkuban Parahu.

Jam 3.15 kita mulai berangkat naik menggunakan mobil, ternyata di atas juga sudah ramai padat alias mahchuet. Memasuki kawasan kawah kita harus merogoh kocek sebesar Rp. 125.000. Dan kawasan ini sungguh asri dan rindang. Mantul dah – mantab betul deh. Akhirnya kita tiba di jam 4.30 sore. Dan tak sabar aku segera membawa kamera dan pergi duluan menuju pagar pembatas antara pengunjung dan kawah Tangkuban Parahu. Sekali kalinya – baru kali ini melihat langsung kawah Tangkuban Parahu. Sebelumnya saya Cuma baca dibuku sekolahan dan di media lain. Baru kali ini bisa melihat langsung, bagi orang lain ini mungkin hal biasa saja. Tapi bagi saya ini sesuatu hal yang luar biasa karena ini salah satu kebesaran ciptaan Tuhan tentang alam, sebuah gunung yang masih aktif kawahnya.


Teringat cerita rakyat yang dahulu waktu masih SD aku dengar dari guru dan buku pelajaran sekolah. Sangkuriang dan Dayang Sumbi

Sedikit mengingat kembali ceritnya:

Dayang Sumbi adalah seorang putri raja yang berparas cantik dan berhati mulia. Ia pergi mengasingkan diri ke hutan karena bosan dengan kehidupannya di dalam istana. Disamping itu hal ini untuk menghindari pertikaian antara kerjaaan tetangga yang berebut untuk mempersuntingnya.

Karena kecantikan paras dan baik budi pekertinya, banyak sekali pangeran dan putra bangsawan yang meminang putri Raja ini. Akibatnya terjadi peprangan antar kerajaan karena semua pangeran dan para bangsawan tidak ada yang mau mengalah. Cerita lebih lanjut lihat disumber: https://dongengceritarakyat.com/cerita-rakyat-tangkuban-perahu-dongeng-sangkuriang/

Kami tiba sudah sore jam 4.30. Matahari sudah mulai hilang dibalik pegunungan.


 

Sekilas tentang Tangkuban Parahu (sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Tangkuban_Parahu)

Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, Gunung Tangkuban Perahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter.

Ketinggian: 2.084 m

Letusan terakhir: 2015

Ketinggian relatif: 707 m

Provinsi: Jawa Barat

Rute termudah: Mendaki

Tahukah Anda: Tangkuban perahu adalah sebuah gunung vulkanis yang masih aktif sampai sekarang. Berjarak 30km arah Utara kota Bandung.


Kawah gunung Tangkuban Parahu. Di bawah terdapat pasir dengan bekas aliran air yang membentuk seperti gambar akar atau gambar pohon. Luar biasa.

 

Wisata #TangkubanParahu ini cukup banyak juga pengunjungnya dan pastinya menjadi kesempatan sumber mata pencaharian para pedagang lokal. Ada yang jual topi dingin, syall, cindera mata gelang, gantungan kunci dan lain lain. Ada juga kios kios makanan jagung bakar dan lain lain. Disini kita harus pintar pintar menawar yah. Karena harganya bisa beda jauh kalau sudah bisa di tawar.



Awalnya aku tidak mau beli gelang batu karena penjualnya buka harga mahal sekali. Dan akupun meninggalkan penjual tersebut. Aku tetap asyik motret motret keluarga, tapi siapa yang motret aku yah bersama keluarga? Kemudian mas-nya yang menjual gelang tersebut mendekati dan menawarkan bantuan motret kami semua. Ah akhirnya ke photo juga nih pikiranku. Setelah selesai beberapa kali jepret, aku menawarkan tips buat mas penjual gelang itu. Tapi mas-nya tidak mau terima. Ah.. dalam hati sue nih.. huft akhirnya mau tidak mau beli juga gelangnya dengan harga yang mahal. Hahahaha.. yah sudahlah bagi bagi rejeki buat mas-nya.


Dibantu photo oleh mas penjual gelang batu.

So kembali ke cerita alam Tangkuban Parahu, yah kita memang sudah kesorean tibanya. Dan tanpa banyak buang buang waktu aku sempatkan mengambil photo pemandangannya dan photo keluarga. Suasana cukup dingin dan asap kawah masih ngebul jadi aroma belerang cukup kuat. Disini juga dijual masker buat para traveler yang gak kuat bau belerangnya harga satu maskernya sekitar Rp.5000/pc. Suhu yang dingin membuat kepingin minum dan makan yang hangat, so kita mampir ke salah satu kios yang masih buka, saat itu jam hampir jam 5. Aku menyeruput kopi dan pesan jagung bakar. Sedangkan anak asyik nyewa kuda untuk jalan jalan.

Pas jam 5 sore terdengan bunyi sirene. Waduh ada apa ini? Yang jualan makin kenceng aja kipas jagung bakarnya dan setelah selesai langsung buru buru merapihkan perabotan di kiosnya. Walah walah apa apaan ini??? Sue ternyata itu tanda waktu kunjungan sudah habis dan semua harus turun dari kawasan Tangkuban Parahu. Haduh mau tak mau buru buru juga ngunyah jagungnya sambil motret lagi apa yang belum di photo. Gak mau kalah sama kecepatan dengan penjual jagung bakar yang buru buru merapihkan perabotannya.




Tampak puncak bukit gunung Tunggul

Jam 5.00 kamipun mulai beranjak dari Tangkuban Parahu, tapi kami menyempatkan foto foto di salah satu taman masih didalam kawasan itu. Karena taman itu cukup unik dan bagus.



Jam 5.30 keadaan sudah gelap kamipun sudah di dalam mobil untuk mencari makan malam dan kembali ke villa. Kami mencari makan malam di luar villa karena harga di restaurant cukup menyentak kantong hahaha.

Ketemulah Dapur Inong yang menjual sate dan sop iga. Makanannya cukup enak dan murah. Tidak Wah tapi Yah lumayan.

Jam 7.30 malam kita sudah tiba di villa dan mulai membersihkan diri untuk istirahat. Benar saja suhunya dingin sekali. Untung ada air panas di villa tersebut. Dan hari itu kami tidur dengan meringkuk di dalam selimut kedinginan.



See You in Next Story

Linardy

51 tampilan2 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page