top of page
  • Gambar penulisLinardy

Liburan dan wisata alam di desa Malaganti - Tasikmalaya

Diperbarui: 22 Mei 2019

Punya mobil tapi tidak pernah jalan jauh. Ah.. kali ini kita test drive jalan jauh si Silver Livina. Bertepatan dengan moment hari besar Idul Fitri membuat liburan jadi panjang.

Berharap lancar diperjalanan

Akhirnya disusunlan strategy mudik dengan berandai andai untuk menghindari kemacetan. Jebrettt ditentukanlah pada hari H. Yaitu hari pertama lebaran hihihi. Kami sudah siap dipagi hari dan start engine trus tancap gas pas jam 6 pagi. Kala itu saya sebagai satu satunya joki belum pernah ke Tasikmalaya. Berbekal alat GPS rute diarahkan ke Purwakarta - Bandung - Nagrek - Tjiawi - Tasikmalaya.

Dari Tangerang - Purwakarta - Bandung mah lancar dan santai. Dan sesampai di Nagrek kami menemui kemacetan yang luar biasa, macetnya berjam jam. Selama perjalanan di Tjiawi - desa Malaganti, Tasikmalaya sudah malam banget. Akhirnya kami tiba di lokasi persis jam 12 malam. kebayang dah nyetir hampir seharian full.


Setiba di desa Malaganti, langit begitu bersih dari awan dan jauh dari polusi cahaya. Disini aku mencoba memotret bintang dan galaxy Bima Sakti (Milky Way)
Lelahnya berkendara terbayarkan dengan pemandangan pagi.

Embun pagi di daun padi

Terbangun dipagi hari. Kelelahan terbayarkan dengan kehangatan bersama keluarga dan keindahan alam desa Malaganti.

Sungguh belum terbayangkan, dan sampai tiba di rumah keluargapun sekitar lingkungan tidak terlihat apa apa karena sudah malam dan gelap.

Jadi ketika kami bangun pagi, tujuan utama langsung ke belakang rumah atas dasar info dari keluarga yang tinggal di Tasikmalaya. Jadi saya besama keluarga langsung ke belakang dan ternyata menemukan hamparan sawah yang luas dengan latar belakang gunung yang sangat besar.

Gunung itu adalah gunung Galunggung. Suhu udaranya sungguh dingin, air mengalir langsung dari pegunungan tanpa harus ada sumur ataupun instalasi PAM. Airnya pagi itu sangat extreme dinginnya. Mau mandipun enggan. hiiiii.


Pemandangan pagi hari di belakang rumah keluarga. Aku cuma bisa bilang WOW
Disinilah kami bersantai dipagi hari, sarapan, ngopi dan duduk duduk menikmati pagi yang sejuk dan seger bersama keluarga.







 

Sedikit info tentang gunung Galunggung (sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Galunggung )

Gunung Galunggung merupakan gunung berapi dengan ketinggian 2.167 meter di atas permukaan laut, terletak sekitar 17 km dari pusat kota Tasikmalaya. Untuk mencapai puncak Galunggung, dibangun sebuah tangga yang memiliki 620 anak tangga.


Letusan di tahun 1982, sumber https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Galunggung.jpg

Letusan terakhir terjadi pada tanggal 5 Mei 1982 (VEI=4) disertai suara dentuman, pijaran api, dan kilatan halilintar. Kegiatan letusan berlangsung selama 9 bulan dan berakhir pada 8 Januari 1983. Selama periode letusan ini, sekitar 18 orang meninggal, sebagian besar karena sebab tidak langsung (kecelakaan lalu lintas, usia tua, kedinginan dan kekurangan pangan). Perkiraan kerugian sekitar Rp 1 miliar dan 22 desa ditinggal tanpa penghuni.

 

Air terjun Cimedang

Sayangnya karena waktu kami hanya 2 hari di desa Malaganti kami tidak sempat mengunjungi kawah dan wisata lainnya.

Tapi kami menyempatkan untuk mengunjungi air terjun kecil yang diberi nama curug Cimedang Malaganti. Perjalanan hanya dengan jalan kaki sekitar 15 menit, Berikut ini photo photonya:

Air sungai yang bening rasanya pengen berendem aja nih

Air terjun (curug) Cimedang Malaganti

Anjing saja doyan berendem.

Aliran air dari air terjun. (ikutan selfie pakai tripod dan timer)

Menuju Sungai

Selepas menikmati air terjun kami lanjut ke sungai deras ditemani oleh kakek dari keluarga yang masih cukup kuat menjadi pemandu jalan. Luar biasa si Kakek naik turun bukit masih lincah dan tidak kenal lelah.


Aliran airnya cukup deras.

Untuk menuju pinggiran sungai kami harus melalui jembatan bambu dan melalui sawah sawah.

Menyeberangi jembantan bambu


Pemandangan sungguh indah dan asri. Suara deru deras air sungai membuat makin adem.

Sang kakek lagi ngadem di pondok. Terlihat jembatan bambu yang kami lalui.

Si Kakek boleh juga nih gayanya bisa jadi photo model. Mantab masih gagah.


Bermain air dingin.

Hari sudah semakin sore. Dan kami pun harus berisitarahat untuk makan malam dan besok pagi sudah harus kembali ke Tangerang.


Hari semakin larut sore. Dua orang bocah sedang mencari belut di sawah sawah.

Tawa dan senyum manis dari anak anak setempat.

Kesan yang kudapatkan adalah desa Malaganti pemandangan alamnya sungguh indah, penduduknya ramah ramah dan bisa kumpul dengan keluarga disini sungguh menyenangkan.


See you next story

Linardy

64 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page