top of page
  • Gambar penulisLinardy

Tiga Candi Satu Hari Dan Satu Jam Di Malioboro

Diperbarui: 6 Mei 2019


Melanjutkan perjalanan dari Punthuk Setumbu kini saatnya untuk melanjutkan perjalanan wisata berikutnya. Perjalanan wisata ini searah dengan perjalanan dinas yang arahnya ke Solo. Masih di hari Minggu yang sama saat menikmati pemandangan pagi dengan gunung Merapi dan Merbabu. Kami mulai satu persatu singgah ke lokasi berikut ini:

1. Kemegahan Candi Borobudur.

2. Keriangan di Candi Mendut.

3. Romantisme Candi Prambanan.

4. Satu jam di Maliboro.


 

1. Kemegahan Candi Borobudur.

Kala itu hari Minggu, posisi matahari sudah tinggi. Kami sedang mencari parkiran kosong untuk kendaran kami. Akhirnya kamipun menemukan spot parkir yang tidak begitu teduh. Pengunjung cukup ramai dan para pedagang souvenir juga tidak mau kalah ramai. Para pedangang membawa penuh dagangannya di kedua tangannya. Mulai dari ibu ibu sampai bapak bapak berusaha menawarkan dagangannya kepada para pengunjung. Souvenir yang dijual adalah baju kaos dengan tulisan Borobudur, kerajinan tangan bangunan candi, gantungan kunci, kaca mata, topi dan lain lain. Cara penjualannya juga cukup agresive tapi tidak sampai tahap mengganggu, masih wajarlah. Hanya saja kalau tidak bisa menawar harganya bisa bikin gondok.


Saran aku untuk para traveler bila baru mau masuk ke candi Borobudur sebaiknya tidak perlu membeli souvenir dahulu walaupun ada yang bilang di dalam tidak ada yang jualan makanan – minuman dan souvenir. Sebaiknya anda hanya perlu membawa minuman saja. Karena untuk sampai di candi perjalanan kaki cukup lumayan jauh, bila traveler tidak mau jalan kaki juga ada disiapkan kendaraan untuk keliling kawasan candi di waktu tertentu.


Video di atas ini suasana saat kami baru tiba dan selesai memarkirkan kendaraan mobil. Suasana penuh canda dan tawa.

Pemandangan yang dulu hanya kulihat melalui buku pelajaran dan media sosial. WOW.



Butuh sekitar 30 menit berjalan kaki dengan santai sampai di pelantaraan utama candi Borobudur.

Setiba di pelantaran utama ada sebuah gerbang utama memasuki candi tersebut dari kejauhan nampak sebuah situasi yang sering aku lihat di media sebelum sebelumnya. Seperti dejavu walaupun aku belum pernah ke tempat ini. Akhirnya aku sampai juga di tempat dimana aku dulunya hanya bisa lihat di photo photo orang lain.


Pelataran candi Borobudur dengan photo dari sudut menggunakan camera Vivo 7 dengan landscape mode.

Sekilas info candi Borobudur buat traveler (sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Borobudur )

Borobudur (Jawa: ꦕꦤ꧀ꦝꦶ​ꦧꦫꦧꦸꦝꦸꦂ, translit. Candhi Barabudhur) adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini terletak kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia, sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.


Narsis dulu bro.

Sudah puas dan memang cukup melelahkan juga keliling menikmati candi Borobudur karena bangunan candi cukup luas dan harus naik turun tangga batu. Kembali menuju pintu sebelum pintu keluar sudah bisa ditemui para penjual makanan ringan dan minuman dan puluhan atau bisa dibilang ada seratus kios lebih para penjual souvenir. Jadi saya menyarankan para travelers tidak perlu terburu buru membeli dari awal masuk. Kecuali anda memang suka itu hak anda. Silahkan.


 

2. Candi Mendut.

Selepas dari candi Borobudur, sekitar 4 km dan dengan lama penjelajahan sekitar 1/4 jam perjalanan (halahh halahhh dramatisir). Akhirnya kami sampai di candi Mendut. Sementara rekan kerja masih kelelahan dan makan siang. Aku pergi sendiri memasuki kawasan candi Mendut.

Candi Mendut.

Iringan lagu instrument dari alat musik angklung yang melantunkan lagu Keroncong Kemayoran dari salah satu pedagang souvenir mengiringi langkahku memasuki kawasan candi Mendut yang seperti lapangan sepak bola. Pohon besar beringin tua berdiri seakan menjadi saksi hidup dan menjadi teman sejati candi Mendut. Di dalam candi Mendut terdapat patung dewa yang sedang bersemedi.


Sekilas info tentang candi Mendut (sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Mendut )

Candi Mendut didirikan semasa pemerintahan Raja Indra dari dinasti Syailendra. Di dalam prasasti Karangtengah yang bertarikh 824 Masehi, disebutkan bahwa raja Indra telah membangun bangunan suci bernama wenuwana yang artinya adalah hutan bambu. Oleh seorang ahli arkeologi Belanda bernama J.G. de Casparis, kata ini dihubungkan dengan Candi Mendut.


Tertarik dan aku mendekati pohon beringin yang sangat besar di salah satu sudut candi Mendut. Ibu ibu sedang duduk dibawah kerindangannya. Awalnya aku tidak menggubris dan hanya memotret dari segala sudut yang aku suka dari pohon tersebut. Namanya ibu ibu atau sebutan milenialnya emak emak kalau dah bergerombol mungkin sudah mulai iseng juga hahahaha… dipikir aku reporter patroli sue dah ah. Akhirnya dari situlah aku pamitan dari para emak emak untuk melanjutkan ke candi Prambanan.


Pohon beringin sangat besar disebelah kiri dan emak emak lagi asyik ngerumpi menikmati waktu libur.



 

3. Romantisme candi Prambanan.

Tiba di lokasi ini memang sudah sore, karena jadwal perjalanan kami memang padat sehingga tidak mau menyia nyiakan kesempatan yang ada. Kawasan ini hampir sama luas dengan kawasan candi Borobudur. Mungkin lebih luas. Kami harus melihat petunjuk arah agar bisa tiba di candi Prambanan. Menyusuri jalan seperti taman, tampak beberapa bangunan candi Prambanan sudah mulai terlihat menjulang tinggi.

Kekaguman dan kesedihan terasa, mulai mendekati pelataran utama candi Prambanan banyak reruntuhan. Entah apa penyebabnya. Disini aku menghabiskan waktu terakhir untuk pengambilan beberapa photo untuk kenang kenangan. Sampai akhirnya benar benar gelap aku baru beranjak dari tempat photo. Dan sempat kesasar saat kembali ke lokasi parkiran.


Reruntuhan disekeliling candi Prambanan.

Ketinggian candi Prambanan sampai 47 meter.

Sekilas info tentang candi Prambanan (sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Prambanan )


kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.












Istirahat sejenak di salah satu candi Prambanan.

Warna langit kemerahan membuat candi ini menurut aku memberi kesan Romantisme



 

4. Satu jam di Malioboro

Meninggalkan candi Prambanan kami bergegas menuju Yogyakarta sebelum akhirnya kami harus berhenti di kota Solo.


Di kota Yogyakarta, destinasi kami adalah Malioboro untuk menyantap makan malam. Suasana sangat padat. Malam itu terang benderang dari lampu penerangan jalanan, kios pedagang dan lampu kendaraan yang hilir mudik. Pemilik delman bersama kuda kudanya berjejer baris menanti mengantarkan para wisatawan. Pengunjung bercengkrama santai duduk di kursi kursi yang ada di trotoar. Kamipun duduk lesehan di suatu lapak penjaja makanan sop iga. Terngiang lagunya Katon Bagaskara, Pulang ke kotamu. Ada setangkup haru dalam rindu….



Hiruk pikuk geliat malam di jalan Malioboro. Super Padat.

Menolak punah, pak kusir dan kudanya tetap menawarkan jasanya pada para traveler.

Bentor, becak dengan mesin motor tidak mau kalah gesit dengan angkutan lainnya.

See you next story

Linardy

45 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page