top of page
  • Gambar penulisLinardy

Bermalam Tahun Baru Di Pulau Pinus

Diperbarui: 27 Mei 2019

Bermalam bersama keluarga tercinta di alam terbuka yang natural.

Dinamakan pulau Pinus karena memang ini adalah sebuah pulau kecil yang berada di tengah danau Aranio atau waduk Riam Kanan karena air danau ini dimanfaatkan menjadi PLTA. Dan pohon yang ada di pulau ini hanyalah pohon pinus.

Jarak dari kota Banjarmasin ke dermaga Aranio adalah 67km melewati kota Banjarbaru dengan waktu tempuh hanya 1 jam 46menit. Samacet macetnya yah 2 jam lah. Kami harus meninggalkan kendaraan di area parkir 24jam dengan ongkos 10.000 - 20.000. Murahkan.


Peta lokasi pulau Pinus di danau Riam Kanan

Untuk bisa sampai ke pulau Pinus kita harus parkir mobil kita dan kemudian harus naik perahu motor. Kalau tidak mau kena ongkos mahal menyebrang ke pulau harus antri seperti naik angkot tunggu perahu penuh. Tapi kalau mau cepat dan booking pp ongkosnya sekitar 400.000. Dengan ongkos segitu langsung diantar ke pulau dan besok siang atau tinggal telp saja tukang perahunya untuk jemput bila sudah bosan.


Asyiknya naik perahu dengan melihat pemandangan bukit bukit biru.

Yang pertama kali ke danau ini pasti takjub. Karena danau ini sangat luas dan di kelilingi oleh bukit bukit dan terdapat banyak pulau kecil. Tapi hanya pulau Pinus yang terkenal dan paling indah karena pohon pohon Pinusnya yang banyak dan rindang. Perjalanan perahu motor sekitar 30 menit dengan air yang tenang. Danau ini selain dimanfaatkan sebagai PLTA juga dimanfaatkan sebagai peternakan tambak ikan. Jadi sepanjang jalan melalui danau akan terlihat banyak keramba ikan.



Transportasi utama disini adalah perahu.

Tibalah kami di pulau Pinus sudah sekitar jam 3 sore dan mulai membangun tenda untuk mengejar waktu agar tidak terlanjut gelap. Kemudian menyiapkan makan malam dengan bekal makanan instant dan snacks. Aku selesai dengan tenda langsung lanjut hunting photo landscape, sementara istri sibuk dengan persiapan konsumsi.

Inilah pulau Pinus, Jembatan ini menghubungkan pulau Pinus dengan pemukiam diseberangnya.

Oh iya kalau mau bermalam di pulau Pinus ini harus membawa tenda sendiri ya karena walaupun ada jembatan yang menghubungkan dengan pemukiman penduduk tetap saja tidak ada penginapan. Kebetulan hari itu adalah tanggal 31 December 2016 hampir sepi pengunjung dan penghuni. Jadi kami bebas memasang tenda di mana saja. Dan sebaiknya juga siap dengan bekal sendiri karena walaupun ada warung di pulau tetap saja sore sudah tutup.


Jika beruntung tidak pada musim penghujan, keindahan warna langit dan cahaya matahari terbenam sungguh spektakuler.

Tenda kecil kami cukup untuk bertiga menghabiskan malam bersama.

Malam pun mulai tiba, sudah saatnya kami berkumpul kembali. Penerangan di pulau Pinus cukup minim. Sumber cahaya terdekat adalah cahaya dari pemukiman warga disebarang pulau. Tetap saja membuat pulau Pinus gelap gulita. Sengaja kami sudah mempersiapkan lampu penerangan dengan tenaga batu baterai.

Malam tidak kalah menarik karena ternyata di pulau ini masih bisa ditemukan kunang kunang (firefly). Dan berkat jauh dari polusi cahaya sehingga dimalam hari bintang bintang dilangit tampak sangat indah. Galaxy Bima Sakti kelihatan dengan mata telanjang.

Setelah puas dengan melihat keindahan bintang malam sambil tiduran, dan melihat kunang kunang. Sekitar jam 1 dini hari kami terlelap.

Pagi sekitar jam 7 kami bangun dan matahari sudah mulai tinggi. Kabut embun masih menyelimuti daratan rendah diseberang pulau. Dan awan tebal menghalangi sinar terik matahari. Angin sepoi sepoi menghembus air danau.

Pagi pagi sudah terlihat penduduk sedang menjala ikan di danau.

Penduduk di danau tidak memerlukan mobil tapi mereka semua justru memiliki perahu masing masing.

Pagi hari kami menyempatkan sarapan mie instan dan segelas kopi hangat dari sebuah warung kopi yang sudah buka pagi pagi di pulau Pinus. Jangan khawatir untuk panggilan alam karena disini juga ternyata tersedia toilet umum.

Tiba sudah saatnya kami pun harus pulang. Perahu carteran pun sudah tiba untuk mengantarkan kami ke dermaga awal. Sebenarnya masih ada lokasi wisata di area ini dekat dengan pulau Pinus hanya perlu naik ojek sekitar 50.000 saja dan sudah bisa melihat kembaran Raja Empat mirip di Irian Jaya. Tapi kami urung karena tidak sempat lagi. Dan lebih focus di pulau Pinus. Maybe next time.


Sayang lokasi wisata ini sangat kotor dan penuh dengan sampah. Photo photo di atas sudah saya edit dengan membuang sampah di photo. Berikut contoh photo yang sampahnya belum di edit. Semoga pemerintah seempat, penduduk dan pengunjung bisa lebih memperhatikan kebersihan.

See you next trips.

Linardy



61 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page