top of page
  • Gambar penulisLinardy

Permata di desa Loksado

Diperbarui: 18 Mei 2019

( for English translatation scroll down to the bottom )


Keindahan alam yang masih asri di desa Lokasdo sangat Eksotis merupakan harta milik penduduk asli suku Dayak Meratus.

Loksado adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Indonesia. Loksado terletak di pegunungan Meratus merupakan salah satu daerah wisata alam sungai, air terjun, bukit Langara dan gua stalaknit Ranuan. Penduduk setempat adalah suku Dayak Meratus.

Jarak tempuh 157km sekitar 4 jam 16 menit menggunakan kendaraan roda empat.
Rute perjalanan ke Loksado. Jarak tempuh 157km sekitar 4 jam 16 menit menggunakan kendaraan roda empat.

Dengan jarak tempuh lumayan jauh dan memakan waktu dari kota Banjarmasin ke desa Lokasdo, sebaiknya sahabat pembaca menggunakan kendaraan roda empat. Jam keberangkatan dari kota Banjarmasin usahakan jangan terlalu sore. Karena bila gelap memasuki desa Loksado tidak banyak lampu penerangan dan jalan aspalnya walaupun bagus namun berliuk liuk dengan naikan dan turunan yang terjal.



Langit malam bertaburan bintang diatas bukit yang berlapis nan tinggi.

Bila sampai di lokasi banyak penginapan yang cukup terjangkau tapi juga ada yang mahal. Saya menginap semalam dengan harga 150.000 per kamar tanpa AC tapi dijamin tidak kepanasan. Suhu udara cukup sejuk.


Embun pagi masih menyelemuti desa Loksado

Bangun pagi pemandangan tidak kalah indah. Kabut embun pagi masih menyelimuti desa Loksado dengan hutannya yang masih cukup banyak dan berada di daratan tinggi menyembul kabut memnciptakan siluet diantara cahaya. Di seberang penginapan sudah langsung bisa melihat sungai Amandit dengan aliran airnya yang cukup deras tapi tidak begitu dalam.


Aliran sungai Amandit dari hulu melewati desa Loksado mulai mengalir deras dengan dasar sungai berbatuan kerikil besar dan kecil, airnya jernih dan sejuk. Rumah penduduk di sisi sungai berdiri cantik diatas panggung terkena sinar matahari pagi.


Penduduk sedang menyiapkan rakit bambu untuk disewakan.

Wisatawan mulai menaiki rakit perlahan.

Pagi hari Sabtu dan Minggu warga setempat sudah mulai sibuk dengan merapihkan dan mempersiapkan rakit bambu. Karena biasanya pada weekend banyak pengujung wisataan yang bisa ditawarkan untuk melakukan arung jeram dengan rakit bambunya. Sahabat pembaca yang suka arung jeram bisa menyewa rakit bambu yang disewakan oleh penduduk lokal seharga 200.000.


Tiba saatnya untuk memasuki jantung alam di Loksado yaitu menuju air terjun Haratai sekitar 8km dari lokasi penginapan. Perjalanan ini tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat, karena jalannya harus melalui jembatan yang hanya muat untuk pejalan kaki atau sepeda motor. Untuk berjalan kaki pasti bisa puas melihat lihat alam tetapi akan makan waktu lama yaitu sekitar 1 jam. Tetapi untuk berkendara sepeda motor lebih asyik dan cukup cepat 30 menit plus bisa memacu adrenaline, jalurnya meliuk liuk jalan setapak mengikuti aliran sungai dan beberapa kali harus menyebrangi jembatan. Hati hati buat yang berkendara sepeda motor jangan ugal ugalan karena jalan licin dan ada jembatan yang kondisinya cukup rapuh. Selain itu harus menghormati penduduk. Untuk ongkos sewa sepeda motor cukup sekitar 60.000.


Jembatan pertama yang menjadi awal petualangan menuju air terjun Haratai

Perjalanan melalui beberapa jembatan yang terbuat dari kayu, beberapa rapuh dan harus berhati hati.

Sepanjangan jalan kami mengikuti jalan dipinggiran sungai yang alami dan indah sekali. Airnya begitu bening dan mengundang kami untuk ingin merendamkan kaki di dalam air. Sayang kami tidak membawa baju ganti, karena rasanya ingin berenang dan berendam.

Akhirnya kamipun melepas sepatu dan merasakan sejuknya air sungai Amandit.


Penduduk asli desa Loksado adalah suku Dayak Meratus. Namun sudah mulai berbaur dengan pendatang yang menetap. Perempuan suku Dayak Meratus sedang membuat sapu lidi dari daun pohon kelapa yang mengering.

Saat tiba di lokasi, sepeda motor harus diparkirkan dan ada seorang warga yang menjaga. Ongkos jaganya masih ramah dengan kantonglah. Untuk menemui air terjun Haratai harus berjalan kaki sekitar 100m dan turun ke bawah sampai aliran sungai. Suara aliran sungai deras sudah terdengar sangat berisik. Dan akhirnya tibalah kami.


Sebelum masuk ke air terjun utama, kami disuguhkan indahnya aliran sungai kecil namun cukup deras.

Pepohonan berdaun lebat dan alami menambah keindahannya.

Inilah air terjun Haratai. Permata di desa Loksado. Sinar matahari menyinari dedaunan seolah menjadi lampu menerangi sekitarnya.

Air terjun Haratai sangat indah sekali walaupun tidak tinggi, vegetasi dan alam sekitarnya yang masih alami membuat air terjun ini menjadi begitu indah.


Puas dengan air terjun ini bila anda berasa lapar ada warung yang menjual makanan di dekat warung ini dengan menjual makanan instant. Jadi tidak usah khawatir kelaparan. Tapi ya jangan buang sampah sembarangan.


Rute menuju gua stalaknit dan bukit Langara.

Bila belum puas dengan hanya air terjun saja. Masih ada wisata alam lainnya yaitu gua stalaknit Ranuan dan bukit Langara. Untuk mencapai lokasi wisata tersebut mau tak mau harus berjalan kaki pastikan waktu, perlengkapan dan fisik yang harus dipersiapkan. Karena perjalanannya wow sungguh jauh hampir 1 jam jalan kaki melalui bukit dan hutan.


Bukit Langara tampak dari kejauhan.

Tampak dari kejauhan bukit Langara di pegunungan Meratus. Masih jauh dan hanya bisa di akses oleh jalan kaki. Sebaiknya harus berbekal makanan dan minuman. Perjalanan sepertinya cukup jauh.


Ngos ngosan dan kehausan.

Akhirnya perjalanan menuju dua wisata itupun kami putuskan untuk dihentikan, berhubung besok hari kerja jadi tidak bisa menginap satu hari lagi, dan hari sudah kesorean, sebenarnya yang paling tepatnya fisik saya tidak kuat dan ngos ngosan.


Tiba saatnya kami harus pulang karena sudah semakin sore. Dan sorepun semakin ramai dengan kehadiran anak anak desa Loksado yang bermain air di sungai Amandit.


Bermain air sekaligus mandi sore.

Teringat masa kecil. Begitu bahagianya main air di sungai.
Teringat sewaktu masih kecil akupun pernah seperti mereka mandi air sungai jernih di suatu tempat di Kalimantan. Akan tetapi aku lupa di mana tempat itu tepatnya berada.

See you next trips.

Linardy


 

English Translate,

Jewel in the village of Loksado

The beautiful nature of the Exotic Lokasdo village is the property of the indigenous Meratus Dayak tribe.

Loksado is a sub-district in South Hulu Sungai Regency, South Kalimantan, Indonesia. Loksado located in the Meratus mountains is one of the natural tourist areas of rivers, waterfalls, Langara hills and Ranuan stalaknit caves. The local population is the Meratus Dayak tribe. With a distance that is quite far away and takes time from the city of Banjarmasin to the village of Lokasdo, it is best for the reader to use a four-wheeled vehicle. Departure hours from Banjarmasin city try not too late. Because if it is dark, entering the village of Loksado there are not many lighting lamps and asphalt roads, although it is good but it has contours with steep rise and fall.

When you arrive at the location, many inns are quite affordable, but there are also expensive ones. I stayed overnight at a price of IDR 150,000 per room without air conditioning but was guaranteed not to overheat. The air temperature is quite cool. Waking up in the morning is no less beautiful. The mist of the morning still covered the village of Loksado with its forest which was still quite large and on a high land popping fog creating a silhouette between the lights. On the opposite side of the inn, you can immediately see the Amandit river with its water flow which is quite heavy but not so deep.

The Amandit river flow from upstream through the village of Loksado began to flow profusely with a rocky river bed large and small, the water was clear and cool. Residential houses on the river side stood beautiful on the stage in the morning sun. Saturday and Sunday morning local residents are already busy with tidying and preparing bamboo rafts. Because usually at the weekend a lot of tourist endings that can be offered to do white water rafting with a bamboo raft. Friends of readers who like rafting can rent bamboo rafts that are rented by local residents for IDR 200,000.

The time has come to enter the heart of nature in Loksado which is towards Haratai waterfall about 8km from the location of the inn. This trip cannot be traversed by four-wheeled vehicles, because the road must be through a bridge that only fits pedestrians or motorbikes. To walk can definitely be satisfied to see nature but it will take a long time which is about 1 hour. But to drive a motorbike more fun and fast enough 30 minutes plus can spur adrenaline, the path swerves the contours of the trail following the river and several times must cross the bridge. Be careful for those who drive motorbikes not inconsiderate because the road is slippery and there is a bridge with a fairly fragile condition. In addition, it must respect the population. For motorbike rental costs, it is around IDR 60,000.

In a long way we followed the path on the edge of the river which was natural and very beautiful. The water is so clear and invites us to want to soak our feet in the water. It's a shame we don't bring change clothes, because it feels like swimming and soaking. When arriving at the location, motorbikes must be parked and there is a citizen who looks after them. The cost of the car is still friendly with a bag. To meet the Haratai waterfall, you have to walk around 100m and go down to the river. The sound of a heavy river flow was already very noisy. And finally we arrived. Haratai Waterfall is very beautiful, although not high, the natural vegetation and natural surroundings make this waterfall so beautiful.

Satisfied with this waterfall if you feel hungry there are stalls that sell food near this shop by selling instant food. So don't worry about starvation. But yes don't throw litter. If you are not satisfied with just the waterfall. There are still other natural attractions, namely Ranuan stalaknit cave and Langara hill. To reach the tourist location, you have to walk, make sure to set the time, equipment and physical that must be prepared. Because the journey wow really far, almost an hour's walk through the hills and forests. Seen from a distance the Langara hill in the Meratus mountains. Still far away and can only be accessed by walking. You should be armed with food and drinks. The trip seems far enough.

Finally, we decided to stop the trip to the two tours, because tomorrow the working day could not stay one more day, and the day was late, actually the most exact was my physical strength and lack of strength. It was time for us to go home because it was getting late. And in the afternoon even more crowded with the presence of children from the village of Loksado who played water on the Amandit river.


 

92 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page